Minggu, 28 Mei 2017

Ratapan Sehabis Sahur

Dulu banget, ada anak muda seusiaku mengajakku bertaruh sesuatu yang sedikit mempunyai nilai esensi yang tinggi. Dulu sekali ketika kita berdua belum memasuki dunia yang penuh dengan tugas yang menghabiskan beberapa pohon karena penggunaan kertas yang terlalu berlebihan.

Calon apoteker ini pun tiba2 mengagetkanku seraya berkata:
“hm, kita taruhan yuk. Siapa yang keluar dari kampus ini lebih dulu bakalan.....”

Waktu itu kita sama2 ketawa sehabis buat itu taruhan karena kita bersepakat kalau siapapun yang keluar duluan entah itu karena wisuda, pindah kampus, pindah tempat tinggal, pindah kewarganegaraan kek atau pindah dunia sekalipun yang penting pokoknya keluar. Well, kita masih bisa ngomong begitu karena kita masih maba polos yang pikirannya kuliah itu ya seperti ketika SMA yang ditambah satu tahun masa belajar dan kita gak tahu ada apa yang menunggu kita di depan.

Karena keinget hal itu, gue ngechat dia supaya kesepakatan kita tetap berjalan. Semakin inget ini taruhan semakin inget juga kalo sebentar lagi gak bisa cuma jadi tanggungan keluarga saja, sudah gak bisa main seenak kehendak, sudah gak bisa lagi seenteng jidat pergi ke sana pergi kesini dan suatu hari nanti akhirnya akan menjadi tim kesejahteraan keluarga.

Hari berganti hari juga semakin berasa nervous-nya kalo belajar di depok itu gak selama dan seenteng yang selama ini gue pikirin. Perasaan baru kemaren naik krl bareng teman SMA buat daftar ulang eh sebentar lagi sudah mau daftar keluar dari kampus kebanggaan depok. Sudah ketemu calon dosen pembimbing yang akan membimbing keluar dari fase ini dengan menggunakan jubah toga. Sebentar lagi gak lama, sidang menentukan pantas tidaknya gue mengenakan title S.Si. dibelakang nama gue.

Teringat juga kalo dulu masih kecil ingin banget cepet2 dewasa supaya bebas, yang SD mau cepet ke SMP ke SMA ke kuliah, kalo pas akhir kuliah asli dah ingin kecil aja kaya dulu ya kan pas lebaran keliling rumah sodara dapet banyak berkah dari sana hehe. Hari demi hari entah kenapa dari minggu satu ke minggu yang lain berasa waktunya cepet banget, mungkin ini pertanda kalo puteran bumi itu sudah gak stabil kali ya tapi waktu yang cepat juga harus diimbangi sama aksi yang cepat juga supaya kita gak ketinggalan.

Gue sama teman gue ini sekarang sama-sama lagi menyiapkan tugas akhirnya sebagai seorang mahasiswa tapi kalo diliat dari siklus jurusan dia, dia lebih dominan untuk lulus di semeter genap. Walaupun gue yang bisa memenangkan taruhan yang beresensi itu tapi dia juga bisa menjadi saksi berhasil tidaknya gue buat keluar dari kampus ini dengan senyum berbangga. But, lu harus dateng yaa ketika sidang gue.

Tugas Pra -penelitian dan magang yang ada di depan mata juga harus menunda konferensi ke negeri sakura dulu untuk sementara waktu tapi gue sudah janji sama diri gue sendiri gue akan kesana entah itu setelah sidang atau melanjutkan studi bahkan kerja disana. Ini Cuma ratapan sehabis sahur yang entah dari mana tiba-tiba kepengen tulis. Well, minta doa dan dukungannya teman-teman siapapun karena doa kalian sangat berharga dan hanya dengan doa terhadap Zat yang dapat menentukan nasib seseorang yang bisa membuat kita akan lancar menghadapi ujian selama kita di dunia. Selamat menjalani ibadah puasa juga bagi yang menjalankan, jangan lupa sholat 5 waktu nya dan terawehnya semoga berkah bulan ramadhan selalu kita dapatkan dan mohon maaf bila teguh dan keluarga ada salah kata dan perbuatan selama saling mengenal karena manusia adalah tempatnya salah.



-TEGUH-

Sabtu, 07 Januari 2017

Sebuah katrol.

Jangan pernah bermain hitungan dengan apa yang kita nikmati sekarang, bahkan untuk membayar semenit yang lalu berdoa satu zaman pun tak cukup. Beribadah hanya ketika kita merasa ada yang kita butuhkan namun melupakan bila sudah mendapatkannya, Dia tidak membutuhkan kita namun sebaliknya. Pernah gak sih kebayang kalo apa yang kita mau terus kita berdoa dan doanya terkabul dan kita tetap berdoa walau sudah terkabul dan Allah melipat gandakan semuanya.

Gue pernah cerita kalo semester 5 seperti ada yang gue korbanin dan semoga bukan kuliah. Gue gak pernah kepikiran bahwa akan dapat banyak sekali berkah di semester lalu. Gue berdoa seperti biasa dan meminta sekedarnya, karena gue menyadari bagaimana gue terlalu mengabaikan banyak hal di semester lalu. Gue merasa seperti nikmat ini terlalu baik tapi ini kehendak Allah bagaimana dia "menggaji" hambanya. Allah maha baik, itulah yang hanya bisa gue syukuri.

Well, terima kasih semester 5 yang udah memberikan banyak sekali pembelajaran. Terima kasih untuk segala ilmu yang gue pelajari semester ini. Terima kasih untuk hasil dari segalanya semoga ini menjadi tanggungan kehidupan yang terus gue jaga. Di semester ini dimulai gue dengan yang berdiri tegak, sampai terjatuh, mencoba belajar berdiri kembali sampai bisa berlari sekarang. Apa ya tawadhu bukan hanya ketika kita mendapatkan hasil yang kurang memuaskan tapi juga untuk hasil yang baik bagaimana kita menerima segala keputusan-Nya. Terima kasih untuk raport semester yang sangat baik, orang tuaku tersenyum lebar karena itu. Terima kasih untuk masih memberikan kesempatan mengajar dan mendapatkan beasiswa, orang tuaku sedikit terbantu karena itu. Terima kasih untuk setiap ilmu kemahasiswaan yang saya dapat, saya belajar banyak karena itu. Untuk semua itu bahkan seribu tahunku sujud tidak akan bisa membayar semuanya. Benar memang semester ini bisa dijadikan sampul terdepan tahun lalu.

Semoga apa yang udah tercapai tetap bisa dijaga di semester depan nanti. Kehidupan tuh seperti katrol, jika kita menginginkan air haruslah menunduk mencari air lalu menarik hasil yang kita dapat. Berdoa adalah cara kita menunduk dan usaha adalah cara kita menarik, sederhana tapi sulit bila belum terbiasa. Banyak yang mau gue capai semester 6 nanti, target lulus di tahun yang sama dimana sudah harus mencari dosen pembimbing dan memulai penelitian, target konferensi di negara terdekat supaya lebih terjangkau dan yang paling penting mendapatkan ilmu bukan jalan-jalannya, menjadi pengajar tetap supaya bisa meringankan lebih banyak sedikit, semoga bisa tetap membantu estafet pembinaan nanti minimal saran yang saya berikan tetap berguna dan tetap mencari ilmu kemahasiswaan sebanyak-banyaknya, dan masih banyak lagi. Walaupun hanya target tapi tetap bedoa dan berusaha untuk bisa mencapai target tersebut.

Semoga ini menjadi catatan manis untuk bisa menjadi salah satu sejarah perjalanan saya dan tetap berdoa untuk hasil yang akan Allah putuskan nanti untuk saya dan apapun hasilnya saya harus tetap tawadhu dan rendah hati untuk menerimanya. Amin